muhammadiqbal8002@yahoo.co.id
Dosen Tetap dan Koordinator Mata
Kuliah Pendidikan Agama
Universiats Almuslim
ABSTRAK
Akhlak kata lain dari etika dan moral, yang merupakan
keadaan batin seseorang sebagai sumber lahirnya sikap mulia. Akhlak yang baik
tercermin dari perilaku yang dapat dikendalikan dan melakukan kebaikan secara
ikhlas tanpa mengharaap imbalan. Pembinaan akhlak merupakan upaya untuk
menanamkan, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan amal
saleh dalam tata kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
dan masyarakat yang berakhlak mulia, merupakan prasyarat bagi berlansungnya
pembangunan dalam wujud kehidupan yang damai dan sejahtera di tengah masyarakat,
bangsa dan negara
Kata kunci : Pembinaan, Akhlak dan Islam
I. Pendahuluan
Perwujudan
ahklak dalam kehidupan dapat dilihat dari perilaku manusia sehari-hari.
Perilaku manusia, ada yang bersifat baik ada pula yang bersifat buruk. Perilaku
yang baik adalah buah dari hati yang baik, dimulai dari pembentukan jati diri,
yang erat kaitannya dengan keteguhan menjalankan semua aturan Allah dan
Rasul-Nya. Kesetiaan seorang muslim mematuhi semua aturan Allah dan Rasul-Nya,
adalah cermin pribadi muslim yang taat, yang mengarahkan kepada pembentukan Akhlakul
karimah. Kehidupan yang ditata menurut konsep Islam akan mewujudkan
kehidupan yang damai sejahtera, sebagaimana halnya kehidupan alam semesta yang
tidak pernah bertabrakan dan kehidupan biologis manusia, tumbuh-tumbuhan dan
binatang yang harmonis karena mentaati Sunnatullah. Konsep ini menata
hubungan antara khaliq dengan makhluk di atas tatanan akhlak al karimah.
Ahklak
mulia menjadi dasar peradaban nabi Muhammad saw yang digambarkan dalam Al-Quran
dalam surat Al-Qalam ayat 4 sebagai khuluqun ‘adziimi. Konsep dasar
peraadaban inilah sebagai doktrin peradan manusia yang akan menyebarkan rahmatal
lil ‘alamiin (QS. Al-Anbiya: 107). Masyarakat yang berbudi luhur aatau
berakhlak mulia itu adalah inti dari masyarakat yang berperadaban. Gambaran
peradaban masyarakat yang memilki akhlak luhur, pemaaf, berperasaan halus dan
suka berbuat baik sesama tercermin pada kehidupan penduduk madinah sebagaimana
dijelaskan Al-Quran dalam Surah Al-Hasyr ayat 9: “Dan orang-orang
yang telah menempati kota madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka menugutamakan
orang-orang muhajirin, atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan
(apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.